Seorang muslim diajarkan oleh Rosulullah untuk solid dengan saudara seimannya dalam rasa cinta kasih. Hal ini dijelaskan dalam satu hadits Arbain Nawawi nomor 13:
عَنْ أَبِي حَمْزَةَ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ خَادِمِ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه و سلم عَنْ النَّبِيِّ صلى الله عليه و سلم قَالَ: “لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ
Sabda Rosulullah sholallaahu 'alaihi wassalam : Tidak ada darimu yang sungguh-sungguh telah beriman sampai dia mencintai saudaranya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri. Saling menyayangi sesama adalah salah satu penyempurna keimanan.
Dalam hadits diatas dengan jelas dikatakan bahwa mutiara hikmah yang bisa diambil dari hadits Arbain Nawawi nomor 13 itu adalah bahwa sikap saling menyayangi merupakan penyempurna iman seseorang. Seorang yang mengaku mukmin dan beriman kepada Allah dan Rasul harus mau menyayangi sesama. Seseorang yang mau disebut orang islam yang beriman haruslah bersedia menjadi peka pada kehidupan sosial. Mau membantu saudaranya yang membutuhkan bantuan dan memusatkan perhatiannya lebih pada memberi daripada menerima.
0 komentar:
Posting Komentar