أَوْ زِدْ عَلَيْهِ وَرَتِّلِ الْقُرْآنَ تَرْتِيلًا
Terjemahan : atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al Quran itu dengan perlahan-laha.
Tafsir Ibn Katsir Dari Anas bin Malik ra: tartil ialah memanjangkan mad. Dari Ummu Salamah ra," bacaan tartil ialah membaca ayat demi ayat (Baca dan Waqaf). Dari Al-Barra' bin 'Aazib ra, "hiasilah Al-Qur'an dgn suaramu." (Bukhari-Muslim) "Bukanlah dari kami yang tidak melagukan Al-Qur'an" (Bukhari-Abu Daud-Ahmad-Darimi)
Maksud 'yataghanna' (berlagu) itu ialah bukan alghina' (seni suara dan nyanyian) Kata Sufyan bin Uyainah sebagaimana yang dikhabarkan oleh Imam Ahmad dan Abu Daud, Al-Qur'an tidak memerlukan irama lagu dan nyanyian. Kata pula alImam Asy-Syafi'iy ra," maksud yataghanna ialah " meninggikan suara ketika membaca Al-Qur'an" (dari Ibn Abi Dunya)
Kata Syaykhul Islam Ibn Hajar alHaithami (Kaff al Ri'a':18) " Fasiq hukumnya jika membaca berlagu dgn menambah huruf atau mengurangi huruf atau menghiasinya." Kata Imam Ahmad ibn Hanbal ra," membaca Al-Qur'an dengan tabi'at alghina' (irama lagu dan nyanyian) adalah perkara baru (bid'ah), melainkan ia mengikut tabi'at Abu Musa Al-Asy'ari) (Ibn Abi Dunya, Damm alMalahi)
Rumusan: Maksud lagu yang benar ialah membaca mengikut hukum tajwid yang betul dan suara yang baik. Bukan secara alghina' yakni secara qasidah dan lagu/tabi'at kedaerahan karena ia merusak/menambah/ mengurangkan huruf2 Al-Qur'an. Sumber : Al Ahkam.net
0 komentar:
Posting Komentar